img

Respon Interfidei dan JAII atas Peristiwa Bom di Katedral Makassar

Pernyataan Sikap Institut DIAN/Interfidei & Jaringan Antar-Iman Indonesia (JAII)


[Declaration of Attitude by Interfidei and the Indonesian Interfaith Network  regarding the bomb incident in front of the Makassar Cathedral]


Merespon peristiwa ledakan bom di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021), kami, Institut DIAN/Interfidei dan Jaringan Antar-Iman Indonesia (JAII) menyampaikan :


[Responding to the bomb explosion at the entrance of the Makassar Cathedral, South Sulawesi, Sunday (28/3/2021), we, DIAN/Interfidei Institute and the Indonesian Interfaith Network (IIN), express] :


 

Sangat prihatin dengan peristiwa tersebut, bukan saja karena peristiwa itu terjadi di depan sebuah Kathedral, dimana umat Katolik sedang beribadah, tetapi karena “Hari Minggu” ini semua orang Kristen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sedang merayakan “Minggu Raya Palmarum”, yaitu “Menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem untuk membawa damai  dengan kesederhanaan dan rendah hati demi kehidupan bersama yang damai dan berpengharapan”.


[Our immense concern regarding this incident, not only because it happened in front of a Cathedral where Catholics were worshipping, but because this "SUNDAY" all Christians around the world, including in Indonesia, were celebrating "Palm Sunday", commemorating "the entrance of Jesus into Jerusalem bringing peace with simplicity and humility for a life of peace and hope together"]

 


Keprihatinan kami, khususnya kepada mereka yang menjadi korban dan sekarang sedang dirawat di beberapa Rumah Sakit di Makassar. Kiranya semuanya mendapat pelayanan baik dan akan pulih kemudian bisa berkumpul kembali dengan keluarga masing-masing dalam kasih dan pengharapan.


[Our concern, especially for the victims currently being treated in several hospitals in Makassar. May all of them receive good care and recover and then be able to reunite with their respective families in love and hope].


Kepada ibu/bapak/saudara, siapapun dan dimanapun, warga masyarakat,bangsa Indonesia, kiranya tidak panik dan tidak mudah terpancing dengan berbagai informasi melalui media social atau media apapun, apalagi bila kemudian dengan mudah menggeneralisir seolah-olah peristiwa tersebut dilakukan oleh dan atasnama agama tertentu. Penting bagi kita untuk tetap berpikiran positif dan berprinsip bahwa kejahatan yang sangat biadab dan sangat tidak manusiawi seperti ini bukanlah karena agama atau cara beragama apapun, tetapi justru merupakan bukti tindakan yang melanggar makna nilai-nilai agama dan keagamaan manapun yang ada di Indonesia dan di seluruh dunia.


[To our brothers and sisters, anyone, anywhere, members of the community, the nation of Indonesia, do not panic and be readily provoked by various information spread through social media or other media, especially if they generalize news as if the incident was carried out by and in the name of a particular religion. We need to keep a positive mindset and stand by the principle that such a cruel and inhuman crime is not due to any religion or ways of religious acts. Quite the contrary, this is evidence of actions that violate the purpose of any religious and spiritual values that exist in Indonesia and around the world.]

Kita perlu yakin, bahwa agama apapun yang ada, hidup dan berkembang di Indonesia adalah agama yang membawa damai dan perdamaian, bukan kekerasan, permusuhan dan praktek-praktek yang membunuh dan mematikan yang lain, tetapi justru yang saling menghidupkan dengan cara-cara beradab, tanpa kekerasan tetapi DAMAI SEJAHTERA.


[That we need to believe that any religion that exists, thrives and flourishes in Indonesia is a religion of peace and reconciliation, not of violence, hostility and killing and deathly practices, but rather one that quickens one another in a civilized manner with PEACE AND PROSPERITY].

Marilah kita percayakan seluruh proses pelacakan tentang siapa, mengapa, apa motivasi, siapa di balik peristiwa tersebut, untuk apa, yaitu kepada jajaran aparat keamanan, pihak Kepolisian Republik Indonesia yang sudah, sedang melakukan proses tersebut dengan meyakinkan seluruh keamanan hidup masyarakat dijamin.


[That let us entrust the whole process of tracing why this happened, what the motive was, who was behind the incident, for what purpose, to the ranks of the security apparatus, the Indonesian National Police, who are already and are still carrying out the process ensuring the guarantee of the safety of the lives of the entire people].

Biarlah seluruh warga masyarakat, para pimpinan, tokoh serta seluruh umat dari semua agama dan kepercayaan di Indonesia, bahu-membahu, berpegangan tangan erat, saling menjaga dan bersama-sama membantu pihak keamanan agar kehidupan bersama kita bisa aman, tenang dan damai.


[That let all members of society, the leaders, public figures and peoples of all religions and beliefs in Indonesia, work hand in hand, tightly holding hands, guard one another, and help the security forces so we can live collectively in safety, calm and peace].

Sebagai catatan akhir, hari raya Kristiani, Minggu Palmarum boleh jadi hanya sebagai “momentum”, tetapi bukan karena “Kristennya”, melainkan keinginan agar peristiwa tersebut bisa menjadi lebih sensatif saja. Oleh karena itu, kiranya kita semua mampu menahan dan mengendalikan emosi, amarah dan pikiran negative dengan tetap berpikir positif untuk kehidupan bersama kita ke depan.


[As a final note, that the Christian holy day, Palm Sunday, may only be a "momentum", not because it is "Christian", but for the desire that the event becomes a more widespread sensation. Thus, may we all be able to withstand and control our emotions, anger and negative thoughts by continuing to think positively for our collective life in the future].

Tetaplah doakan bagi mereka yang telah melakukan kejahatan terhadap kamu, marilah, jagalah “rumah bersama kita ini, INDONESIA”.


[That please keep praying for those who have committed wrongs against you. Let us guard "our common home, INDONESIA"].

Salam damai, tetap semangat membangun hidup bersama dalam persaudaraan yang damai untuk hari esok yang lebih baik bagi kita semua.


[Greetings of peace. Keep the spirit of building a life together in peaceful brotherhood for a better tomorrow for us all].


Wassalam,
Yogyakarta, 28 Maret 2021

Rev.  Elga Sarapung
Direktur Institut DIAN/Interfidei [Director of the DIAN/Interfidei Institute]
Koordinator Jaringan Antar-Iman Indonesia [Coordinator of the Indonesian Interfaith Network]